Wednesday, August 5, 2015

SISTEM EKSRESI PADA MANUSIA


Sistem ekskresi adalah sistem pengeluaran zat-zat sisa metabolisme yang tidak berguna bagi tubuh dari dalam tubuh, seperti: menghembuskan gas CO2 ketika kita bernafas, berkeringat, buang air kecil (urine). Sistem eksreasi pada manusia terdiri dari empat organ, yaitu (a) kulit, (b) ginjal, (c) paru-paru, dan (d) hati.

A. Kulit
Zat yang diekskresikan kulit adalah keringat. Ketika udara panas, kulit mengeluarkan keringat yang mengandung air, urea, dan garam. Kulit juga mempunyai berbagai fungsi selain mengeluarkan keringat untuk menjaga suhu tubuh. Beberapa fungsi kulit adalah sebagai berikut.

  1. Sebagai alat ekskresi yang mengeluarkan keringat.
  2. Pelindung bagi jaringan-jaringan di bawah kulit dari benturan fisik.
  3. Pengatur suhu tubuh.
  4. Penerima rangsang
  5. Tempat pembentukan vitamin D dari provitamin D dengan bantuan sinar matahari. 

B. Ginjal
Ginjal merupakan alat penyaring darah yang bentunya seperti kacang merah.  Ginjal pada manusia terdiri atas 2 buah.  Panjang ginjal antara 10-15 cm. Massa: 200 gram. Letaknya di rongga perut bagian belakang agak ke atas dan di dekat tulang belakang.
Fungsi ginjal, antara lain:
  1. Menyaring dan membersihkan darah dari zat-zat sisa metabolisme tubuh
  2. Mengeksresikan zat yang jumlahnya berlebihan
  3. Reabsorbsi (penyerapan kembali) elektrolit tertentu yang dilakukan oleh bagian tubulus ginjal
  4. Menjaga keseimbanganan asam basa dalam tubuh manusia
  5. Menghasilkan zat hormon yang berperan membentuk dan mematangkan sel-sel darah merah (SDM) di sumsum tulang.
Seperti fungsinya, ginjal menyaring darah dan mengeluarkan zay yang jumlah berlebihan dalam bentuk urine. Proses pembentukan urine tersebut terdiri dari tiga proses, yaitu (1) Filtrasi, (2) Reabsorbsi, dan (3) Augmentasi.

Proses #1 Filtrasi
  • Bagian ginjal yang berfungsi sebagai penyaring adalah Nefron (Nephron)
  • Filtrasi darah terjadi di glomerulus, yaitu kapiler darah yang bergelung-gelung di dalam kapsul Bowman. Pada glomerulus terdapat sel-sel endotelium yang berfungsi untuk mengikat sel-sel darah, keping darah, dan sebagian besar protein plasma agar tidak ikut dikeluarkan.
  • Hasil penyaringan di glomerulus disebut filtrat glomerolus atau urin primer, mengandung asam amino, glukosa, natrium, kalium, dan garam-garam lainnya.
  • Kerusakan pada penyaringan ini disebut dengan  Albuminuria.
Proses #2 Reabsorbsi
  • Proses reabsorpsi terjadi di dalam pembuluh (tubulus) proksimal. Proses ini terjadi setelah urine primer hasil proses filtrasi mengalir dalam pembuluh (tubulus) proksimal. 
  • Meresapnya zat pada tubulus ini melalui dua cara. Gula dan asam amino meresap melalui peristiwa difusi, sedangkan air melalui peristiwa osmosis. Penyerapan air terjadi pada tubulus proksimal dan tubulus distal.
  • Hasil proses reabsorpsi adalah urine sekunder
  • Kelainan pada ginjal yang mengalami proses reabsorbsi disebut diabetes melitus. Adanya gula (glukosa) dalam urine yang disebabkan oleh kekurangan hormon insulin.
Proses #3 Augmentasi
  • Urine sekunder selanjutnya masuk ke tubulus kontortus distal dan saluran pengumpul. Di dalam saluran ini terjadi proses penambahan zat-zat sisa yang tidak bermanfaat bagi tubuh. 
  • Kemudian, urine yang sesungguhnya masuk ke kandung kemih (vesika urinaria) melalui ureter. Selanjutnya, urine tersebut akan dikeluarkan dari tubuh melalui uretra.
  • Kelainan ada proses ini disebut Diabetes insipidus, adalah suatu kelainan pada sistem ekskresi karena kekurangan hormon antidiuretik. Kelainan ini dapat menyebabkan rasa haus yang berlebihan serta pengeluaran urine menjadi banyak dan sangat encer
Melihat Kesehatan berdasarkan Urine
  • Komposisi urin dapat berubah-ubah, tergantung kebutuhan tubuh terhadap zat-zat tertentu, pengeluaran racun, dan makanan. 
  • Urin yang sehat berupa cairan jernih agak kuning akibat pengaruh zat warna empedu. Komposisinya terdiri dari 95% air dan 5% sisanya berupa zat terlarut seperti asam urat, urea, amonia, garam-garam mineral, zat warna empedu, dan zat-zat lain yang jumlahnya berlebihan dalam darah, seperti vitamin, hormon, dan obat-obatan.
  • Volume urin yang dikeluarkan dalam sehari kira-kira 900– 2100 cc. Jika seseorang mengeluarkan urin secara berlebihan, dinyatakan menderita diabetes insipidus.  Volume urin dapat mencapai 30 kali dari volume urin normal.
  • Jika ginjal seseorang sudah tidak dapat berfungsi lagi, orang tersebut dikatakan mengalami gagal ginjal. Akibatnya, sisa-sisa metabolisme yang seharusnya dikeluarkan dari dalam tubuh terus beredar di dalam darah.
  • Gagal ginjal dapat disebabkan oleh penyakit dan juga dapat karena bawaan sejak lahir. Gejala rusaknya ginjal adalah lesu, sering buang air kecil (terutama malam hari), perut tidak nyaman, pusing, dan hipertensi. 
  • Untuk mengatasinya, orang tersebut perlu melakukan pencucian darah (dialisis) secara periodik, misalnya setiap 3 hari sekali, tergantung tingkat kerusakan ginjal.
Penyakit Terkait Ginjal
  • Infeksi kuman penyakit juga dapat merusak ginjal. Misalnya infeksi bakteri Streptococcus sp. pada nefron menyebabkan nefritis. Bakteri ini masuk melalui saluran pernapasan kemudian dibawa oleh darah ke ginjal. Akibat infeksi ini, protein dan selsel darah akan keluar bersama urin. Selain itu penyerapan air dalam ginjal juga terganggu. Akibatnya, air akan tertimbun di kaki (kaki penderita bengkak).
  • Ginjal dan saluran urin juga dapat mengalami gangguan karena kencing batu. Kencing batu disebabkan karena sumbatan berupa endapan kalsium pada saluran kemih. Endapan ini membentuk batu yang ukuran bermacam-macam dan permukaannya sering meruncing. Sebagian besar batu ginjal terdiri dari kalsium oksalat. Penyebab kencing batu antara lain karena terlalu sedikit minum, urin terlalu asam atau basa, dan terlalu banyak mengonsumsi kalsium dan fosfat.
C. Hati
Hati atau hepar merupakan kelenjar terbesar di dalam tubuh, terletak dalam rongga perut sebelah kanan, tepatnya di bawah diafragma. Hati pada orang dewasa beratnya sekitar 1,5 kg – 2 kg. Hati mengekskresikan empedu yang dihasilkan dari perombakan sel darah merah yang sudah rusak/tua. Empedu yang dihasilkan terlebih dahulu ditampung di kantung empedu. Empedu terdiri dari garam empedu dan zat warna empedu (bilirubin dan biliverdin).

Fungsi Hati
Selain sebagai alat ekskresi, hati memiliki beberapa fungsi, antara lain sebagai berikut.
  • Pembongkaran sel darah merah yang sudah tua.
  • Pusat pengubahan protein, lemak, dan karbohidrat sesuai kebutuhan tubuh.
  • Menawarkan racun.
  • Tempat pembentukan provitamin A menjadi vitamin A.
  • Tempat pembentuk protrombin.
  • Menyimpan gula dalam bentuk glikogen.
Kesehatan Hati
  • Zat-zat tertentu seperti racun dan alkohol dapat menyebabkan kerusakan sel-sel hati yang disebut sirosis dan kanker hati. Untuk menjaga kesehatan hati kamu harus berhati-hati dalam memilih makanan, misalnya menjaga kebersihan makanan, menghindari zat aditif dalam makanan yang tidak benar-benar diperlukan, tidak mengonsumsi makanan yang kadaluarsa, menghindari alkohol, dan sebagainya.
  • Infeksi bakteri atau virus juga dapat menyebabkan penyakit pada hati. Contohnya adalah penyakit hepatitis yang disebabkan oleh virus. Virus dapat menular melalui makanan, minuman, transfusi darah, dan jarum suntik. Hepatitis menyebabkan kerusakan sel-sel hati sehingga zat warna empedu menyebar ke seluruh tubuh. Akibatnya warna kulit tubuh dan bola mata menjadi kekuning-kuningan. Oleh karena itu penyakit hepatitis sering disebut penyakit kuning.
  • Kantung empedu juga dapat mengalami gangguan, misalnya batu empedu. Batu empedu biasanya disebabkan oleh meningkatnya kandungan kolesterol sehingga garam empedu dan fosfolipid tidak mampu melarutkannya. Akibatnya kolesterol akan mengkristal dan membentuk batu empedu. Batu empedu yang terus membesar akan menghalangi aliran cairan empedu, sehingga menimbulkan rasa sakit dan muncul berbagai kelainan, misalnya gangguan pencernaan lemak.
4. Paru-Paru
Manusia memiliki sepasang paru-paru, yaitu paru-paru kiri dan kanan. Paru-paru mengekskresikan karbon dioksida dan uap air. Karbon dioksida merupakan sisa metabolisme dari sel-sel tubuh dan diangkut oleh darah ke paru-paru untuk dibuang dengan cara difusi di alveolus.

Kesehatan terakait Paru-paru
  • Udara yang keluar masuk paru-paru tidak selalu bersih karena bercampur dengan debu, asap, kotoran, dan kuman-kuman penyakit. Akibatnya, kerja paru-paru sebagai alat ekskresi dapat mengalami gangguan.
  • Contoh, Tuberkulosis yang disebabkan bakteri Mycobacterium tuberculosis, Pneumonia yang disebabkan oleh infeksi bakteri Streptococcus pneumoniae, ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Atas), SARS (Severe Acute Respiratory Sindrome), asma, dan lain-lain.
  • Kebiasaan yang buruk juga dapat menyebabkan kerusakan pada paru-paru, misalnya merokok dapat menyebabkan kanker paru-paru.


EmoticonEmoticon